Feeds:
Posts
Comments

Suede, grup musik asal inggris yang membawa bendera anthem britpop kembali hadir di Indonesia, Live & Rockin merupakan pagelaran yang mendatangkan mereka kembali ke Indonesia setelah hampir selama 7 tahun vakum di dunia industri musik. Live & Rockin merupakan acara hasil besutan sponsorship Blackberry.

SUEDE this time

Suede by Blackberry

Suede hadir kembali setelah tahun 2003 mereka hadir di Indonesia dan membubarkan diri, “Kami bubar karena melakukan ini terlalu lama,” kata drummer Simon Gilbert. “Kami butuh istirahat dari ini. Kami tidak saling bertengkar, kami tidak punya masalah antar pribadi. Kami bubar karena sudah merasa cukup. 14 tahun adalah waktu yang lama untuk band mana pun.”

Screen-shot-2011-03-13-at-9.44.40-PM

Setelah berpisah selama tujuh tahun, akhirnya Suede kembali ke panggung pada Maret 2010 saat diundang untuk tampil di gedung pertunjukan tersohor Royal Albert Hall dalam rangka konser tahunan Teenage Cancer Trust, yayasan penggalang dana untuk remaja dan pemuda penderita kanker. Saat manajemen Anderson dikontak dengan tawaran tersebut, Anderson pun menghubungi rekan-rekan lainnya yang tergabung dalam Suede di puncak kejayaan komersialnya, yakin era album Coming Up (1996) dan Head Music (1999) yang beranggotakan Anderson, Oakes, Osman, Codling dan Gilbert.

SUEDE

Pada mulanya Suede hanya berencana melakukan konser Royal Albert Hall tersebut, di samping dua konser pemanasan sebelumnya. Namun antusiasme penggemar dan rasa senang yang dialami band itu sendiri mendorong mereka untuk menerima tawaran-tawaran lain untuk tampil di berbagai festival di Eropa, Amerika Serikat dan Jepang.

Dan akhirnya Suede kembali tampil di Indonesia semenjak penampilan terakhir mereka pada tahun 2003, berlokasi PRJ Kemayoran Jakarta, Suede menggebrak para penonton yang memiliki antusiasme yang sangat tinggi untuk melihat mereka tampil di panggung.

Pada malam itu Suede tampil dengan membawakan total 19 lagu dalam durasi kurang lebih 90 menit. Tentu saja dengan daya hibur tingkat tinggi. Fakta tersebut adalah alasan utama mengapa raut wajah para penonton yang tersebar terlihat sangat puas dan bahagia.

Brett Anderson, vokalis Suede

Sekitar pukul 22. 10 WIB, lebih cepat dari apa yang tertera pada run down acara di bagian luar area festival, vokalis Brett Anderson, gitaris/kibordis Neil Codling (sempat keluar dari Suede karena penyakit kelelahan yang kronis dan tidak ada ketika Suede datang ke Jakarta pada tahun 2003), gitaris Richard Oakes, pemain bas Mat Osman, dan pemain drum Simon Gilbert akhirnya naik ke atas panggung. Tepuk tangan yang meriah dan teriakan histeris dari penonton yang hadir spontan membahana.

Tanpa basa basi, “This Hollywood Life” yang diambil dari album kedua mereka yang juga merupakan album mereka yang paling tidak sukses secara komersial, Dog Man Star, dipilih menjadi pembuka. Dari reaksi para penonton, pilihan ini terbukti sangat tepat. Singalong tidak dapat dihindari dari detik pertama Brett Anderson melantunkan lirik lagu.

Tata lampu yang minimalis terasa sangat efektif dan cocok dengan citra Suede yang memainkan musik-musik sederhana yang efektif nan menohok, terutama karena riffriff gitar yang berenergi dan lirik Brett Anderson yang puitis dan Morrissey-esque.

Tanpa jeda, “She” yang terdapat pada album Coming Up langsung dimainkan sebagai lagu kedua.

Walaupun hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang serba hitam, kadar flamboyan Brett Anderson tidak terbantahkan, terutama karena olah tubuhnya yang sangat berkarakteristik. Tidak jarang penonton langsung menepukkan kedua tangannya setiap kali Brett dengan sangat flamboyan menggerakkan tubuhnya.

The Flamboyan Brett Anderson

Tanpa ingin menurunkan adrenalin penonton, “Trash”, “Filmstar”, “Animal Nitrate”, dan “We Are the Pigs” yang merupakan lagu-lagu andalan Suede dimainkan secara berturut-turut.

Para penonton di venue yang sebagian besar adalah penggemar loyal Suede turut menyanyikan lagu ini tanpa kenal lelah. Bahkan beberapa di antara mereka ada yang terus bernyanyi seraya berlompat-lompat tak karuan. Mereka sudah berada di dalam kendali sihir Brett Anderson dan kawan-kawan.

Seperti ingin memainkan kurva statistik penampilan mereka agar tidak stagnan berada di puncak, Suede melanjutkan penampilan mereka dengan sebuah lagu balada berjudul “By the Sea” dari album Coming Upsebelum melanjutkannya dengan “Electricity”, lagu pertama dari album Head Music yang dimainkan pada malam itu.

“Terima kasih!” ucap Brett Anderson di antara lagu “By the Sea” dan “Electricity”. Dan mantan pacar Justine Frischmann dari Elastica ini tidak hanya mengucapkan kata itu satu kali.

Suede memainkan delapan lagu lagi, di antaranya “Can’t Get Enough”, “So Young”, dan “Metal Mickey”, sebelum menutup penampilan mereka dengan “Beautiful Ones”.

Tidak berlebihan jika “Beautiful Ones” disebut sebagai sebuah anthem Britpop, karena koor massal yang terjadi saat lagu ini dimainkan luar biasa. Nada yang catchy dan ringan adalah penyebabnya, walau sebenarnya tema lirik lagu ini bercerita tentang model-model papan atas yang mengkonsumsi heroin agar terlihat trendi.

Seperti biasa, teriakan “we want more” yang sering terjadi pada konser-konser lain membahana ke seluruh penjuru venue segera setelah para personil Suede turun dari panggung. Kekompakan yang luar biasa membuat para penonton tidak harus menunggu lama sebelum Suede kembali naik ke atas panggung untuk melakukan encore.

“This one’s special, because we haven’t played this in a long time,” ujar Brett Anderson sebelum Richard Oakes memainkan intro lagu “Lazy”. Lagu ini bahkan tidak dibawakan ketika Suede bermain di Jakarta pada tahun 2003.

Suede menutup penampilan mereka pada malam itu dengan sebuah lagu balada yang diselimuti dengan optimisme, “Saturday Night”, yang juga merupakan lagu penutup pada album Coming Up. Tentu saja koor massal tidak dapat dihindari, apalagi ini merupakan lagu terakhir mereka, semangat para penonton untuk turut menyanyi pun semakin terlecut.

Thank you Suede for coming and perform in Indonesia. We’re getting old, but our soul still young… So young.

Thank You… SUEDE

BANDUNG BLOSSOM 2010

Weekend ini… Siap2 Bandung macet parahhhhhhh… Mulai Jum’at malam hingga Sabtu malammmmm…

Lebih dari dua ribu orangakan memeriahkan Bandung Blossom 2010, yakni puncak perayaan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-200 tahun, yang akan diselenggarakanhari Sabtu (16/10). Mereka akan berpawai menggunakan kendaraan hias menyusuri jalan-jalan di Kota Bandung, dan saat acara berlangsung dipastikanakan terjadi kemacetan di berbagai titik.

Dalam event tersebut akan dikuti oleh sekitar 2.000 orang yang akan berpartisipasi, serta 1.000 kendaraan hias dari berbagai elemen seperti dinas-dinas dan BUMN, parade kendaraan militer serta kesenian khas Kota Bandung.

Parade kendaraan hias serta beberapa kesenian dan penampilan budaya sepanjang ruas jalan Merdeka, Dago-Cikapayang, Diponegoro, Aceh yang berakhir di Jalan Merdeka depan Balaikota Bandung.

Ini kenang2an dari Bandung Blossom 2009 😀

HHHuuuhhuuuyyyy……………

 

OK LAH…. SELAMAT ULANG TAHUN BANDUNG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

 

BRAGA TEMPO DOELOE

 

 

Fenomena Scoopy…….

Scooter matik retro dari Honda ini memang cukup fenomenal… dari inden sampai 3 bulan untuk warna putih – coklat, sampai penjualannya yang dah berkali lipat dari target. Dari target 7.000 per bulan konon untuk bulan Agustus bisa mencapai 14.000. Jadi penasaran apa daya tarik sebenarnya dari motor ini…. Sampai teman saya pengguna scoopy ada yang bilang…”Pantatnya itu lohh menggoda disamping tampangnya yang imut”… Hmmm pantat ?? Dan ternyata memang benar pantatnya cuakepp banget, cekidot :

Foto by MSu

Gimana bro ?? Pada setuju ?????